skip to main |
skip to sidebar
Fashion 101: Asal Mula Fashion Trend
Rahasia di balik sebuah tren fashion
Bagi kamu yang hobi belanja, pasti sering
terlintas di pikiran bagaimana sebuah tren bermula. Berawal dari pertanyaan
tersebut, apakah kamu ingin tahu bagaiamana masing-masing fashion brand
memiliki tema yang serupa, tapi tak sama tiap musimnya? Semoga penjelasan di bawah
ini bisa menjawab pertanyaanmu ya, Dear!
High
fashion brands seperti Louis Vuitton, Burberry,
Gucci, Prada, Roberto Cavalli, dan lainnya terkadang memiliki tema serupa di
setiap musimnya satu sama lain. Kalau kamu berpikir tiap tahun mereka
berdiskusi akan mengeluarkan tema apa saja, kamu salah besar! Dalam dunia high fashion, para desainer sangat
merahasiakan tema, konsep, rancangan, dan apa pun yang berhubungan dengan
koleksi terbaru mereka di musim mendatang.
Jika mereka mengeluarkan sebuah rancangan
dengan tema yang serupa, hal itu dikarenakan hampir dari semua desainer
terinspirasi dari beberapa pengaruh yang sama. Bisa dari art exhibition, buku,
film, musik, festival, pameran museum, atau hadir di berbagai macam acara yang
sama yang diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, para
desainer pun bisa mengambil inspirasi dari kunjungan ataupun liburan di
berbagai negara. Kira-kira seperti itulah tren berasal di kalangan high fashion
brands.
Lalu, bagaimana dengan low end atau street
brands seperti ZARA, H&M, Uniqlo, Marks and Spencer, dan sebagainya?
Berbeda dengan high fashion brands, umumnya perusahaan retail tersebut menggunakan
jasa trend forecasting agencies, seperti
Worth Global Style Network dan Stylesight. Trend
forecasting agencies basically do it all. Mulai dari mengapa sebuah trend
muncul, bagaimana sebuah tren yang ada diperkuat dalam jangka pendek, dan
bagaimana sebuah tren dapat berubah dalam jangka panjang. Mereka melakukan hal
tersebut dengan mengeksplorasi berbagai musik terbaru, film, literatur, hingga
tren politik yang ada. Dari sana kemudian mereka meneliti apa yang dapat dijual,
dimana produk tersebut dijual, dan siapa yang membeli produk apa. Berbagai
kemungkinan, metode, atau sistem yang digunakan pun beragam dan sulit untuk
diketahui publik, karena mereka wajib merahasiakan pekerjaan akibat ketatnya
persaingan industri fashion. Mereka juga harus memperhatikan dan menjamin
sebuah kualitas, eksklusivitas, dan keakuratan yang tentunya dipatok dengan
harga yang tidak murah.
Pada akhirnya, media berperan penting dalam
meneruskan sebuah tren kepada para calon konsumen. Di musim fashion week,
puluhan bahkan ratusan senior fashion editor diundang berbagai rumah mode untuk
menyaksikan koleksi terbaru di atas runway atau berbagai presentasi fashion.
Dari sini, bersama tim masing-masing, mereka berdiskusi apa saja tren terbesar
yang muncul di musim tersebut. Daftar tren tersebut kemudian dikirim ke
berbagai public relations di rumah mode yang bersangkutan. Mereka lalu mencari
apa yang kira-kira sesuai dengan keinginan masing-masing majalah. Kemudian, di
tahap akhir proses final dilakukan oleh pihak majalah, yaitu bagaimana mereka
mempresentasikan koleksi tersebut di majalah dan bagaimana mereka ‘menjual’
produk tersebut. Majalah-majalah tersebut harus mampu memberikan sebuah cerita
kuat dan berkarakter dalam sebuah fashion spread yang kemudian diharapkan dapat
‘membius’ calon konsumen untuk berpikir bahwa produk tersebut ‘fashionable’ dan
trendi. Jadi, tidak heran lagi kan kenapa kamu dan teman kamu memiliki produk
yang serupa? It’s ok Dear, as long as you
wore it your way and reflects your personality!
No comments:
Post a Comment