Melihat kondisi memprihatinkan itu, Thomas Sigar bekerja sama dengan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara ingin menghidupkan dan melestarikan kembali kain Minahasa. Langkah pelestarian kain Minahasa tersebut terwujud dalam pagelaran busana 'The Enchanting Culture of Minahasa' yang diselenggarakan Kamis (30/06/2011) di XXI Ballroom, Djakarta Theater.
Dalam pagelaran busananya kali ini, Thomas Sigar banyak memanfaatkan kain tenun sutra Minahasa bermotif patola dan motif patola cetak tangan pada sifon serta sutra. Bentuk motif patola yang dihadirkan pada 25 busana wanita dan pria menunjukan komposisi berulang dan teratur mirip sisik ular.
Untuk menggambarkan pengaruh kain India pada kain tenun Minahasa olahan baru ini, Thomas Sigar juga menggarap kain-kainnya menjadi busana bergaya India. Misalnya saja, gaun malam model tube dress dengan bahan sutra yang dipenuhi oleh payet pada bagian dada sehingga memberikan kesan cantik. Koleksi busananya kali ini pun didominasi oleh warna coklat kayu, hijau dan abu-abu.
Menutup peragaan busana tunggalnya, Thomas menampilkan gaun layering unik dengan penggunaan bahan kain tenun Minahasa. Secara keseluruhan, Thomas ingin menawarkan pilihan busana dengan penggunaan bahan kain tenun Minahasa yang modern dengan keragamaan detail.
No comments:
Post a Comment